Baturaja – Anggota DPRD OKU Larang Masyarakat Saksikan Aksi Damai, hal ini terkait Aksi damai yang digelar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Baturaja yang memprotes tindakan semena-mena oknum anggota dewan dengan menggembok pagar DPRD OKU serta memindahkan barang Inventaris kantor keluar Gedung DPRD OKU nyaris ricuh, Jum’at (7/7/2023).
Aksi “Tarik urat leher” tak terelakan akibat sikap arogan oknum anggota DPRD OKU yang marah bahkan menantang masyarakat yang sedang menyaksikan jalannya aksi damai para mahasiswa itu. Oknum anggota dewan ini mengira aksi damai itu merupakan perintah dari pihak-pihak tertentu.
“Kau Bowo, Robet dan Mimin masuk kedalam, kalian ini yang buat gaduh dan sering koment memojokkan anggota dewan ini, mana masa aksi cuma segelintir ini, mewakili rakyat mana kalian? Kami ini yang wakil rakyat,” Ketus Mirza anggota DPRD OKU.
Keributan yang nyaris berakhir dengan baku hantam ini dilerai oleh aparat kepolisian. “Kenapa kalian (Masyarakat Red) ada disini, kalian yang menyuruh mereka (masa aksi) demo, kami ini selalu dibully lihat ada 100 lebih orang tua siswa yang kami panggil karena tidak lulus,” ujarnya.
Hal itupun mendapat jawaban keras dari masyarakat yang ada disekitar kantor DPRD OKU, menurut mereka tak ada larangan untuk berada di gedung DPRD OKU. “Apa hak anda melarang kami disini (DPRD OKU) ini gedung rakyat bukan milik pribadi,” ketus Mimin.
Pernyataan Mimin tersebut mendapat dukungan masyarakat yang hadir. Mereka ramai-ramai mengecam pernyataan anggota dewan melarang masyarakat menyaksikan aksi damai tersebut.
“Kalian anggota dewan jangan arogan, ini rumah rakyat, bukan rumah kalian pribadi,” timpal Win, salah satu masyarakat yang ada di lokasi.
Sementara itu Rizky Anifah koordinator Aksi membantah jika aksi tersebut merupakan suruhan, menurutnya mereka menyampaikan aspirasi memprotes tindakan oknum anggota dewan yang melakukan penggembokan pintu pagar DPRD OKU disaat jam kerja serta adanya barang inventaris kantor termasuk foto bupati OKU yang diturunkan oleh oknum anggota DPRD OKU. “Kami hanya ingin menyampaikan hal tersebut, kenapa mesti digembok, ini gedung rakyat bahkan barang-barang inventaris kantor juga dikeluarkan, ini ada apa dengan DPRD OKU?,” imbuhnya.
Sementara itu Sahril Elmi Anggota DPRD OKU mengatakan bahwa aksi pengembalian barang inventaris seperti kursi dan meja serta foto bupati OKU adalah hak DPRD OKU, “itu hak kami DPRD OKU, kalau penggembokan perlu saya luruskan disebelah itu tidak digembok tapi terbuka sedikit, dan saat itu kami ada rapat tertutup,” ujarnya.
Perbedebatan berlangsung alot hingga akhirnya anggota DPRD OKU masuk kedalam gedung DPRD OKU. (TIM)