“WHP Bronang bahkan sudah onstream dan mengalirkan gas ke fasilitas MoGPU Hang Tuah sejak September 2023, memberikan kontribusi terlebih dahulu terhadap negara,” kata dia.
Total investasi yang dibutuhkan untuk pengerjaan Proyek Forel-Bronang secara keseluruhan mencapai sekitar US$236 juta atau sekitar Rp. 3,5 triliun dengan angka konversi saat ini. “Kami berharap investasi tersebut tidak hanya berhasil mewujudkan fasilitas produksi hulu migas, tetapi juga mampu menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional,” tambah Wahju.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Riau Muhammad Darwin, mengapresiasi kolaborasi antara Pemerintah Daerah, SKK Migas, dan Medco E&P. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Daerah akan terus memberikan dukungan terhadap industri hulu migas, termasuk kemudahan perizinan yang dibutuhkan. “Proyek diharapkan dapat memberikan multiplier effect pada ekonomi Provinsi Kepri serta berpotensi menambah Dana Bagi Hasil,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kakanwil Bea Cukai Provinsi Kepualauan Riau, Adhang Noegroho Adhi menyampaikan pihaknya akan terus mendukung industri migas dalam operasionalnya di Batam dan terus melakukan asistensi yang berkelanjutan. ”Pada 2024 ini, khusus di Batam kami sudah memberikan fasilitas fiskal kepada industri dengan nilai pembebasan kurang lebih USD 175 juta, ini tentu akan menjadi semangat pendorong untuk perkembangan dari industri,” kata dia.
Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan bersyukur atas pencapaian FPSO Marlin Natuna ini. ’’Kami sangat bangga mengumumkan keberhasilan sail away FPSO Marlin Natuna. Capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim yang terus berkolaborasi dengan kontraktor, subkontraktor, vendor, dan instansi terkait untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan konstruksi dan pengujiannya. Terima kasih atas dukungan semua pihak, sehingga proyek ini berjalan dengan aman dan lancar,’’ ungkapnya.