Mengayuh Rakit Bambu Melawan Deras Arus Sungai ,Berjuang Untuk Bertahan Hidup

Okus- Perjuangan hidup yang tak mudah dan cukup keras demi sebuah tanggung jawab sebagai kepala keluarga, harus dijalani oleh Ipul dan Heri, dua orang warga Desa Negeri Bhatin Kecamatan Buay Sandang Aji (BSA) Kabupaten OKU Selatan.

Saban hari, Ipul dan Heri, keduanya harus berjuang melawan deras arus aliran sungai Kemu sejauh 1 Kilo meter menggunakan perahu bambu atau lanting, untuk pergi mencari serta mengumpulkan Batu kali berukuran cukup besar yang ada di aliran  sungai  Kemu Desa Negeri Bhatin.

Batu batu kali yang didapatkan dari aliran sungai kemu, oleh keduanya kemudian dikumpulkan di sebuah titik pangkalan mandi sungai kemu  wilayah setempat, sebelum dijual kepada para pembeli atau pemesan. Untuk harga batu kali setelah berhasil terkumpul tersebut dalam per kubiknya mereka jual sebesar Rp 120 ribu.

“Harga batu kali dalam perkubiknya kami jual Rp 120 ribu. Pekerjaan mencari batu kali di sungai kemu sudah sejak beberapa tahun terakhir kami yaitu saya bersama dua orang rekan lainnya lakukan,” ujar Ipul seorang pencari batu kali sungai kemu, Rabu (25/5/2025).

Dituturkan Ipul adapun untuk lokasi mencari batu kali namanya Sura yang berjarak sekitar 1 Kilo dari titik pangkalan tempat mereka mengumpulkan batu,dan jika ingin pergi kesana tempat mencari batu tersebut dengan car selai. harus melawan deras arus sungai membawa perahu rakit bambu yang juga sebagai sarana untuk mengangkut batu kali yang akan dibawa ke tempat pengumpulan batu, ” Kami mencari dan mengumpulkan batu dari sungai kemu ini dilakukan secara manual” ungkapnya

Lebih lanjut dikatakanya, para pembeli biasanya datang sendiri kelokasi pangkalan  guna untuk membeli batu kali. Kadang ada juga yang memesan terlebih dulu meminta dicarikan batu kali dalam jumlah beberapa kubik, Lalu mereka yang sebelumnya memesan atau membeli datang kelokasi membawa mobil seperti mobil truk.

“Meski pekerjaan yang kami jalani mencari dan mengumpulkan Batu ini cukup berat dan uang yang dihasilkanpun tidak seberapa tapi keduanya mengaku tetap bersyukur. Demi anak istri agar tetap bisa makan dan yang penting halal. Jika untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti makan Alhamdulillah cukup,” ujarnya.

Diungkapkan Ipul Pekerjaan mencari batu sebenarnya bukan sumber pencarian utama mereka tapi termasuk hanya kerja berupa sampingan saat tidak sedang mengurus usaha utama mereka yaitu kebun. Jika mata pencarian utama kami yaitu berkebun, Tapi jika  kebun sedang tidak musim atau panen kami mencari batu di sungai kemu,” pungkasnya.(DK)

Pos terkait